JavaScript is required to view this page. Paradigma Pakar Hukum Bidang Pidana Ikut Bergeser Part 2.

Paradigma Pakar Hukum Bidang Pidana Ikut Bergeser Part 2.




Oleh Nasrullah 


Hi Chan Where Are You, Berani benar sama Bapak yang selalu menjaga daerah dan suasana Kambtibmas selalu aman dan terkendali.

Sudah berkurban belum, dipikir gampang apa menjalani tugas aparat hukum terdepan Polisi, Jaksa, dan TNI.


Melihat aspek lemahnya sumber daya hukum di bidang ekonomi di massa artificial digital modern. Mode syarat cari untung dan kaya  dengan modal Bisnis, KPR, saham, dan eng ing eng lupa gue dengan trading pakar hukum bidang ekonomi, istilah statik masuk dan keluar, untung dan rugi. Aduh, jadi kangen nih sama aroma yang pernah diberi.


Mengaku Bapak dan saudara Insan Adhyaksa dan Bhayangkari. Citra goyang, geledek menyambar. Dasar muka dua, di depan Jaksa dan Polri baik di belakang lempar racun.


"Ini Pak ada sedikit oleh-oleh produk makanan kaleng dari Cina buat Bapak dan anak Bapak. Bantuin perkara perdata untuk kelancaran bisnis kami disini,"katanya sampai ninggalkan jejak  korban investor bodong.


100 Jaksa sampai murka, tau nggak situ. Mereka tuh untuk berada dibaris depan sebagai aparat hukum di bidang pidana memiliki syarat yaitu berkorban dulu.Dan juga dalam analisa hukumnya tidak dilihat salahnya aja, juga sisi baiknya untuk menegakan timbangan dewi keadilan. Terpaksa main loncat loncatan hingga maki-makian bahkan tak lepas kemungkinan sampai tembak tembakan dan mati. Bisa juga ini terjadi pada Ferdi Sambo sampai meluap marah karena tak dapat meletakan pasal pidana di tempat yang pas.


Mari kita gali histori jejak Ibrahim dan anaknya Ismail, mereka waktu berhadapan dengan masalah ditengah umat mendapatkan perintah langsung untuk mengorbankan anaknya dengan cara disembelih. Idih, tega benar Bapak.


Mungkin ini dapat menjadi bahan renungan diri pemimpin teladan para  jaksa muda sebagai Insan Adhyaksa yang menjabat sebagai aparatur hukum untuk dapat menjadi agen of change (agen perubahan) dan memiliki pemikirannya selalu kedepan. Karena setiap aparat hukum untuk berada dibaris depan, disyaratkan untuk berkurban lebih dulu.


Mengambil riwayat  kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, keluarga mereka sebelum diangkat menjadi nabi keduanya diuji Allah dengan bentuk pengorbanan. Nabi Ibrahim disyaratkan mengorbankan anaknya lebih dulu dengan menyembelihnya. Setelah dilaksanakan perintah Allah, beliau dianugerahi Allah berupa ilmu ketuhanan (Rabbaniyatul I'lm) dan ilmu hukum ( Rabbaniyatul hukum).. Termasuk diangkat menjadi Nabi keduanya oleh Allah. Bahkan Nabi Ibrahim hingga kini dikenal Sebagai Bapak Tauhid oleh seluruh umat Muslim dipenjuru dunia.

 

Demikian aparat hukum kejaksaan, mereka untuk berada dibaris depan bidang pidana demi menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI disyaratkan berkurban lebih dulu. Bak agen Intelijennya yang hidup di lingkungan profesi dengan prinsip terdepannya Aku Akan Tahu Sebelum Orang Lain Mengetahui, Sukses Jangan Dipuji, Gagal Dicaci Maki. Tak heran mereka mampu ungkap banyak kasus tindak pidana korupsi, hingga menjaga rahasia negara di badan hukum nasional dan internasional, terlebih Jaksa selalu dekat dengan masyarakat.







0 comments:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan komentar di Blog Ini