BloggerTapin
JAKARTA, Sebagaimana dilansir dari harian terbit bahwa Pendiri WikiLeaks Julian Assange memang sudah meringkuk di tahanan polisi Inggris sejak Selasa (7/12) siang. Namun, bukan berarti WikiLeaks mati. Menyusul penangkapan tersebut, situs WikiLeaks menulis di akun Twitter-nya, "Tindakan terhadap pemimpin redaksi kami, Julian Assange, hari ini, tak akan berpengaruh terhadap operasi kami: kami akan merilis kawat-kawat (diplomatik rahasia) lagi malam ini."
James Ball, wartawan yang bekerja untuk WikiLeaks, mengatakan, seluruh staf
organisasi pembocor rahasia tersebut tetap bekerja seperti biasa. "Di tengah
semua yang terjadi, semua masih tetap berjalan sesuai jadwal, semua (dokumen)
itu akan tetap keluar seperti biasanya," ungkapnya .
Para prajurit garda depan WikiLeaks ini seolah tak terpengaruh dengan serangan
bertubi-tubi yang diterima WikiLeaks sepekan terakhir ini. Setelah dikeluarkan
dari perusahaan-perusahaan internet AS, seperti EveryDNS dan Amazon.com, dan
ditolak menggunakan server di beberapa negara, aliran pendanaan organisasi itu
juga diganggu.
Pertama-tama, situs transaksi keuangan di internet PayPal menutup saluran donasi
untuk WikiLeaks dan membekukan uang organisasi tersebut sebesar 80.000 dollar AS
(Rp 720,4 juta). Selanjutnya, Senin, bank milik Kantor Pos Swiss, Postfinance,
menutup rekening Julian Assange yang berisi uang 41.000 dollar AS (Rp 369,2
juta).
Pihak Postfinance berdalih, Assange menggunakan alamat palsu untuk membuka
rekening di bank tersebut. Assange dikabarkan menggunakan alamat seorang
pengacaranya di Geneva. "Dia akan mendapatkan uangnya kembali. Kami hanya
menutup rekeningnya," tutur juru bicara Postfinance, Alex Josty.
Saluran keuangan WikiLeaks makin terbatas setelah perusahaan kartu kredit
MasterCard memutus seluruh transaksi dengan WikiLeaks, Senin, disusul raksasa
kartu kredit lainnya, Visa, Selasa.
Sebaliknya, para pendukung dan simpatisan WikiLeaks pun tak tinggal diam. Hanya
dalam waktu beberapa hari sejak situs www.wikileaks.org diserang dan akhirnya
ditutup dan dipindah ke www.wikileaks.ch, sekitar 500 situs cermin atau salinan
dari WikiLeaks telah dibuka di dunia maya.
Para pendukung (jumlah pendukung WikiLeaks di Facebook naik dari 500.000 menjadi
hampir 960.000 pengguna hanya dalam waktu tiga hari sejak Jumat pekan lalu) ini
juga membantu organisasi itu dalam melawan serangan para peretas dan menyalurkan
donasi dengan berbagai cara. Perang baru saja dimulai.
Tidak dapat diketahui dengan pasti di mana letak markas WikiLeaks itu. Jejaknya
hanya bisa diketahui dari server internet yang melayani (hosting) situs
WikiLeaks saja-Assange sendiri diduga "dipasang" untuk menjadi "pendiri".
WikiLeaks dikenal sejak Amazon.com Inc, yang berpusat di Seattle, AS, menjadi
hosting bagi situs yang gemar membocorkan dokumen rahasia AS ini. Amazon, Kamis
lalu, mendepak WikiLeaks, tetapi membantah jika tindakan itu dilakukan akibat
tekanan parlemen atau Pemerintah AS.
Jaringan televisi CNN melaporkan, setelah didepak dari server milik Amazon,
WikiLeaks kini bersembunyi di tempat baru di Swedia. Situs yang gemar mengungkap
dokumen rahasia negara itu kini menggunakan provider terbesar di Swedia, yakni
Bahnhof yang bermarkas di sebuah bungker, sekitar 30 meter di bawah tanah.
Bahnhof dimiliki pengusaha asal Swiss.
Merujuk berbagai foto di media asing dan gambar yang dirilis YouTube dan CNN,
tampak markas server situs WikiLeaks berada di sebuah gunung batu cadas. CEO
Bahnhof Jon Karlung menyebutkan, bungker itu bekas markas perang yang digunakan
pada Perang Dingin di Eropa.(tbt/afp/cnn/amazone)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar di Blog Ini