JavaScript is required to view this page. Desember 2011

Quo vadis Indonesia Ungkap Habibie



JAKARTA,- Bacharuddin Jusuf Habibie (75) dalam Kuliah Kenangan Sutan
Takdir Alisjahbana di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu (14/12) malam,
mengambil judul, "Quo Vadis Indonesia?"

“kita kaya tapi miskin kaya sumber daya alam, miskin penghasilan. Kita besar
tapi kerdil besar wilayah dan penduduk, kerdil produktivitas dan daya saingnya.
Merdeka tapi terjajah merdeka secara politik, terjajah secara ekonomi


"Saya ingin menyampaikan lewat Power Point (program komputer untuk presentasi),
tetapi tidak ada. Saya minta, pemerintah daerah supaya melengkapi gedung ini
(Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki) supaya diberi fasilitas yang modern," kata
Habibie.

Habibie menguraikan kekinian tentang masyarakat yang menjadii konsumen produksi
masyarakat negara lain.

Habibie mempertanyakan, bagaimana masyarakat dapat berkembang dan menjadi unggul
jika karya dan produksinya tidak dibina sedini mungkin? Bagaimana masyarakat
harus bersaing dengan masyarakat (negara lain) yang telah menikmati insentif
pembinaan dan pengembangan?

"Sadarkah kita bahwa di dalam produk impor tersembunyi jam kerja masyarakat
lain?" kata Habibie.

Habibie meenyebut, kita kaya tapi miskin (kaya sumber daya alam, miskin
penghasilan). Kita besar tapi kerdil (besar wilayah dan penduduk, kerdil
produktivitas dan daya saingnya). Merdeka tapi terjajah (merdeka secara politik,
terjajah secara ekonomi). Kuat tapi lemah (kuat dalam anarkisme, lemah dalam
menghadapi tantangan global). Kemudian, kita itu indah tapi jelek (indah potensi
dan prospeknya, jelek dan korup dalam pengelolaannya).

"Mau ke mana kita? Quo vadis Indonesia?" kata Habibie. Disadur dari Kompas.Com